Halaman

Kamis, 02 Mei 2013

PENILAIAN PORTOFOLIO

A.    Pengertian Portofolio
        Portofolio adalah kumpulan hasil karya seorang siswa, sebagai hasil pelaksanaan tugas kinerja, yang ditentukan oleh guru atau oleh siswa bersama guru, sebagai bagian dari usaha mencapai tujuan belajar, atau mencapai kompetensi yang ditentukan dalam kurikulum. Portofolio sebenarnya diartikan sebagai suatu wujud benda fisik, sebagai suatu proses sosial pedagogis, maupun sebagai adjective. Sebagai suatu wujud benda fisik itu adalah bundle, yakni kumpulan atau dokumentasi hasil pekerjaan peserta didik yang disimpan pada suatu bundle. Sebagai suatu proses social pedagogis, portofolio adalah collection of learning experience yang terdapat di dalam pikiran peserta didik baik yang berwujud pengetahuan (kognitif), keterampilan (skill), maupun nilai dan sikap (afektif). Adapun sebagai adjective, pada umumnya disandingkan dengan konsep pembelajaran yang dikenal dengan istilah pembelajaran berbasis portofolio (portofolio based learning) dan dapat disandingkan dengan konsep penilaian yang dikenal dengan istilah penilaian berbasis potrofolio (portofolio based assessment).
Dalam konteks penilaian portofolio dapat diartikan sebagai kumpulan karya atau dokumen peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang diambil selama proses pembelajaran, digunakan oleh guru dan peserta didik untuk menilai dan memantau perkembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta didik dalam mata pelajaran tertentu. Kumpulan keterangan atau karya peserta didik hendaknya melibatkan partisipasi peserta didik dalam memilih bahan-bahan, criteria seleksi dan kriteria penilaian.
Pengertian portofolio menurut para ahli diantaranya :
•    Collins, (1992)
Portofolio didefinisikan sebagai wadah yang berisi sejumlah bukti yang dikumpulkan untuk tujuan tertentu.
•    Paulson, (1991)
Portofolio sebagai kumpulan pekerjaa siswa yang menunjukkan usaha, perkembangan dan kecakapan mereka di dalam satu bidang atau lebih. Kumpulan itu harus mencakup partisipasi siswa dalam seleksi isi, kriteria seleksi, kriteria penilaian dan bukti refleksi diri.
•    David and Roger, (2002) (dalam Nonika, 2005)
Portofolio adalah kumpulan bukti atau keterangan mengenai para siswa atau sekelompok siswa yang menunjukkan kemajuan akademik, prestasi, ketrampilan, dan sikap. Dengan demikian portofolio sebagai asesmen adalah pengumpulan informassi tentang siswa melalui bukti beberapa contoh pekerjaan siswa yang berkelanjutan.
•    Glencoe, (1999)
Portofolio adalah kumpulan dari pekerjaan siswa yang representative yang dikoleksi selama periode tertentu. Portofolio menggambarkan aktivitas siswa dalam sains, yang berfokus pada pemecahan masalah, bernalar dan berpikir kritis, komunikasi tertulis, dan pandangan siswa terhadap dirinya sendiri sebagai orang yang belajar sains.
•    Gronlund,(1998) (dalam Rusoni, 2001)
Portofolio mencakup berbagai contoh pekerjaan siswa yang bergantung pada keluasan tujuan. Apa yang harus tersurat bergantung pada subyek dan tujuan dan penggunaan portofolio. Contoh pekerjaan siswa ini memberikan dasar pertimbangan kemajuan belajarnya dan dapat dikomunikasikan kepada siswa, orang tua serta pihak lain yang tertarik dan berkepentingan.
Berdasarkan berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa portofolio merupakan kumpulan (koleksi) pekerjaan siswa terbaik atau karya siswa yang paling berarti sebagai hasil kegiatan belajarnya pada suatu bidang (mata pelajaran) tertentu. Koleksi pekerjaan siswa tersebut didokumentasikan secara baik dan teratur sehingga dapat mewakili suatu sejarah belajar dan demonstrasi pencapaian sesuatu secara terorganisasi.
Menurut Mardapi penilaian portofolio merupakan penilaian terhadap kumpulan hasil karya siswa yang sengaja digunakan sebagai bukti prestasi siswa, perkembangan siswa itu dalam kompetensi berfikir, pemahaman siswa itu terhadap materi pelajaran, kompetensi siswa itu dalam mengungkapkan gagasan dan mengungkapkan sikap siswa terhadap mata pelajaran tertentu.
Kemp dan Toperoff (1998) menyebutkan beberapa karakteristik portofolio sebagai berikut:
•    Portofolio merupakan model asesmen yang menuntut adanya kerja sama antara siswa dan guru.
•    Portofolio bukan sekedar koleksi tugas siswa, tetapi merupakan hasil seleksi dimana siswa dilibatkan dalam memilih dan mempertimbangkan karya yang akan dijadikan bukti dalam portofolio.
•    Portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa yang menunjukkan perkembangan dari waktu ke waktu; koleksi karya tersebut digunakan oleh siswa untuk melakukan refleksi sehingga siswa dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan pada dirinya; hasil refleksi tersebut sekaligus dapat digunakan sebagai acuan pada proses pembelajaran berikutnya.
•    Isi kriteria penyeleksian dan penilaian portofolio harus jelas bagi guru dan siswa dalam proses pelaksanaannya.
Menurut Barton dan Collins (1992), semua objek portofolio dibedakan menjadi empat macam, yaitu :
a.    Hasil karya peserta didik (artifacts), yaitu hasil kerja peserta didik yang dihasilkan di kelas.
b.    Reproduksi (reproduction), yaitu hasil kerja peserta didik yang dikerjakan di luar kelas.
c.    Pengesahan (attestations), yaitu pernyataan dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru atau pihak lainnya tentang peserta didik.
d.    Produksi (production), yaitu hasil kerja peserta didik yang dipersiapkan khusus untuk portofolio.
Portofolio siswa untuk penilaian merupakan kumpulan produksi siswa, yang berisi berbagai jenis karya seorang siswa, misalnya:
a)    Hasil proyek, penyelidikan, atau praktik siswa, yang disajikan secara tertulis atau dengan penjelasan tertulis.
b)    Gambar atau laporan hasil pengamatan siswa, dalam rangka melaksanakan tugas untuk mata pelajaran yang bersangkutan
c)    Analisis situasi yang berkaitan atau relevan dengan mata pelajaran yang bersangkutan
d)    Deskripsi dan diagram pemecahan suatu masalah, dalam mata pelajaran yang bersangkutan
e)    Laporan hasil penyelidikan tentang hubungan antara konsep-konsep dalam  mata pelajaran atau antar mata pelajaran
f)    Penyelesaian soal-soal terbuka
g)    Hasil tugas pekerjaan rumah yang khas, misalnya dengan cara yang berbeda dengan cara yang diajarkan di sekolah, atau dengan cara yang berbeda dari cara pilihan teman-teman sekelasnya
h)    Laporan kerja kelompok
i)    Hasil kerja siswa yang diperoleh dengan menggunakan alat rekam video, alat rekam audio, dan komputer.
j)    Fotokopi surat piagam atau tanda penghargaan yang pernah diterima oleh siswa yang bersangkutan.
k)    Hasil karya dalam mata pelajaran yang bersangkutan, yang tidak ditugas-kan oleh guru (atas pilihan siswa sendiri, tetapi relevan dengan mata pelajaran yang bersangkutan)
l)    Cerita tentang kesenangan atau ketidaksenangan siswa terhadap mata pelajaran yang bersangkutan
m)    Cerita tentang usaha siswa sendiri dalam mengatasi hambatan psikologis, atau usaha peningkatan diri, dalam mempelajari mata pelajaran yang bersangkutan.
n)    Laporan tentang sikap siswa terhadap pelajaran
Menurut Hart (1994) sembarang item yang menampilkan bukti-bukti kemampuan dan perkembangan kemampuan siswa dapat dimasukkan dalam portofolio. Umumnya item-item yang digunakan adalah sebagai berikut: contoh-contoh dari pekerjaan tertulis, jurnal dan catatan harian, video penampilan siswa, kaset presentasi, laporan kelompok, tes dan kuis, peta grafik, daftar buku bacaan, hasil kuisioner, tinjauan teman sejawat, dan evaluasi diri.
Portofolio digunakan oleh peserta didik untuk mengumpulkan semua dokumen yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang dipelajari baik dikelas maupun di luar kelas termasuk di luar sekolah. Semakin rajin peserta didik dalam mencari sumber belajr di luar kelas, semakin banyak dokumen portofolio yang dimiliki sesuai dengan tugas yang diberikan oleh guru, bakat, minatnya.
1.    Bagian-Bagian Portofolio
Portofolio umumnya terdiri atas beberapa bagian, yaitu :
    Daftar isi dokumen
Pada halaman depan bendel portofolio tertulis nama peseta didik yang bersangkutan, daftar evidence (objek penilaian).
    Isi dokumen
Isi portofolio dinamakan dokumen, dapat berupa kumpulan atau tugas yang berisi pekerjaan peserta didik selama waktu tertentu yang dapat memberikan informasi bagi suatu penilaian kinerja yang objektif. Hasil kerja peserta didik menjadi ukuran seberapa baik tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik telah dilaksanakan sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator pencapaian hasil belajar yang terdapat dalam kurikulum. Sumber data dari portofolio dapat berupa orang tua, tenaga pendidik atau masyarakat yang mengetahui program pendidikan.
    Bendel dokumen
Kumpulan semua dokumen peserta didik baik evidence, worksheet, maupun lembaran-lembaran informasi dan lembaran kerja yang dipakai dalam kegiatan pembelajaran dimasukkan kedalam bendel dokumen portofolio. Dokumen-dokumen tersebut ditempatkan dalam satu map atau folder.
    Batasan dokumen
Dokumen-dokumen portofolio perlu dikelompokkan sehingga mudah untuk mendapatkannya bila diperlukan. Agar kelompok dokumen mudah diorganisir maka perlu diberi pembatas misalnya dengan kertas berwarna. Batasan tersebut sangat berguna untuk memisahkan antara dokumen kelompok satu dengan yang lain.
    Catatan guru dan orang tua
Pada setiap dokumen yang relevan harus terdapat catatan, komentar atau nilai dari guru dan tanggapan orang tua. Akan lebih lagi jika terdapat catatan atau tanggapan peserta didik yang bersangkutan.
2.    Bahan-Bahan Portofolio
Yang dapat dijadikan bahan portofolio di sekolah antara lain :
1)    Penghargaan tertulis
2)    Penghargaan lisan
3)    Hasil pelaksanaan tugas-tugas oleh peserta didik
4)    Daftar ringkasan hasil pekerjaan
5)    Catatan sebagai peserta dalam suatu kerja kelompok
6)    Contoh terbaik hasil pekerjaan
7)    Catatan / laporan dari pihak lain yang relevan
8)    Hasil rekapitulasi daftar kehadiran
9)    Persentase tugas yang telah selesai dikerjakan
10)    Hasil ulangan harian atau semester
11)    Catatan tentang peringatan yang diberikan guru manakala peserta didik melakukan kesalahan
3.    Bentuk Portofolio
    Tinjauan proses
Portofolio proses adalah portofolio yang menekankan pada tinjauan bagaimana perkembangan peserta didik dapat diamati dan dinilai dari waktu kewaktu. Pendekatan ini lebih menekankan pada bagaimana peserta didik belajar, berkreasi, termasuk dari draft awal, bagaimana proses awal itu terjadi.
    Tinjauan hasil
Portofolio ditinjau dari hasil adalah portofolio yang menekankan pada tinjauan hasil terbaik  yang telah dilakukan peserta didik tanpa memperhatikan bagaiaman proses untuk mencapainya terjadi.
Contoh portofolio hasil adalah :
a.    Portofolio dokumentasi
Penilaian portofolio dokumentasi adalah penilaian terhadap koleksi pilihan dari sekmpulan evidence peserta didik selama kurun waktu tertentu.
b.    Portofolio penampilan
Portofolio penampilan adalah bentuk yang digunakan untuk memilih evidence yang paling baik yang dikerjakan oleh peserta didik maupun kelompok peserta didik. Tidak seperti portofolio dokumentasi, portofolio penampilan hanya berisi pekerjaan pesserta didik yang telah  selesai, tidak mencakup proses pekerjaan, perbaikan, dan penyempurnaan pekerjaan peserta didik.
B.    Perencanaan Portofolio
Agar terarah, pengunaan portofolio harus dilakukan dengan perencanaan yang sistematis, melalui enam langkah di bawah ini.
Langkah pertama: Menentukan maksud atau fokus portofolio
Hal ini dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1)    Mengapa saya (guru) memerlukan portfolio siswa?
2)    Sasaran belajar apa atau tujuan kurikuler apa yang ketercapaiannya hendak dinilai dengan portofolio ini?
3)    Apakah penilaian dengan portofolio lebih cocok untuk menilai belajar atau tujuan kurikuler tersebut daripada dengan penilaian alternative yang lain?
4)    Apakah portofolio itu harus difokuskan pada karya terbaik, atau pertumbuhan (perkembangan) belajar, atau keduanya?
5)    Portofolio itu akan digunakan sebagai komponen penilaian formatif ataukah untuk penilaian sumatif, atau keduanya?
6)    Siapakah yang menentukan isi portofolio: guru saja, guru dan siswa, atau pihak lain (misalnya siswa, orang tua, dan guru)?
Langkah kedua: Menentukan aspek isi yang dinilai
Hal ini dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
-    Apakah saya (guru) akan menilai hanya karya terbaik siswa, ataukah akan menilai perkembamgannya siswa?
-    Pengetahuan, keterampilan, atau sikap apa, yang menjadi aspek utama untuk dinilai?
Langkah ketiga: Menentukan bentuk, susunan, atau organisasi portofolio.
Hal ini dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.
-    Jenis isi apa (karya cipta siswa ataukah catatan laporan kegiatan siswa yang harus ada untuk mendapat nilai
-    Apa yang harus ada dalam ‘Daftar Isi’ protfolio, atau apa garis besar isi portofolio, yang harus terdapat dalam portofolio?
-    Bagaimana definisi tiap-tiap kategori atau jenis satuan isi portofolio?
Langkah keempat: Menentukan penggunaan portofolio
Hal ini dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.
-    Berapa lama setiap hari siswa diharapkan mengerjakan tugas membuat portofolio itu? (Misalnya 15 menit setiap hari)
-    Bagaimana kaitan antara portofolio itu dan pembelajaran sehari-hari?
-    Siapa yang menentukan jenis isi portofolio itu? (Guru sendiri, guru dan siswa, atau siswa sendiri?)
-    Kapan portofolio itu akan dicermati untuk dinilai?
-    Bagaimana pembobotan nilai portofolio dan komponen penilaian lain, dalam rangka penentuan nilai akhir semester (penentuan nilai rapor)?
-    Apakah guru akan mendiskusikan isi portofolio itu dengan siswa yang bersangkutan?
-    Apakah portofolio itu akan ditunjukkan pula kepada orang tua siswa, kepala sekolah, guru lain, atau siswa lain?
Langkah kelima: Menentukan cara menilai portfolio
Hal ini dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
-    Apakah penskoran portofolio akan dilakukan dengan dua macam rubric (pedoman) penskoran, yaitu rubrik umum dan rubrik khusus?
-    Apakah rubrik penskoran untuk setiap jenis isi portofolio itu sudah ada?
-    Apakah penilaian portofolio akan dikerjakan oleh guru sendiri, ataukah oleh guru bersama siswa yang bersangkutan?
Langkah keenam: Menentukan bentuk atau penggunaan rubrik
Hal ini dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
-    Apakah nilai portfolio akan dinyatakan sebagai satu skor saja?
Perlu diperhatikan bahwa isi portofolio dapat sangat bervariasi. Oleh karena itu, guru harus mengarahkan siswa agar portofolio yang dibuat oleh siswa sesuai dengan tujuaan pembelajaran. Guru sebaiknya menentukan apa yang harus ada di dalam portofolio dan apa yang boleh ada di dalam portofolio; meskipun produk yang istimewa di luar yang ditentukan itu tentu diizinkan untuk dimasukkan ke dalam portofolio. Penggunaan portofolio juga memberikan kesempatan kepada guru untuk memperluas wawasan, dan memahami siswanya. Dalam rangka itu, sebaiknya portofolio dibahas dengan sesama guru, kepala sekolah, dan dengan orang tua siswa.
C.    Cara Pelaksanaan Portofolio
1.    Pengumpulan portofolio
Untuk menentukan bahan apa saja yang perlu dikumpulkan ada dua pertanyaan pokok yang harus dijawab yaitu:
a.    Bahan apa sajakah yang dapat memberikan informasi tentang perkembangan yang dialami peserta didik?
b.    Bahan apa sajakah yang dapat memberikan informasi yang bermafaat dalm pengambilan keputusan yang berhubungan dengan standar kompetensi dasar, dan indicator pencapaian hasil belajar?
Dalam menentukan bahan-bahan sebaiknya guru melibatkan peserta didik, melalui proses diskusi untuk mencapai suatu kesepakatan bersama. Hal ini penting, supaya peserta didik mempunyai kesempatan untuk menyatakan kesulitan-kesulitan atau masalah yang mungkin mereka hadapi ketika mengumpulkan bahan-bahan tersebut. Namun yang lebih penting dari itu proses pengambilan keputusan dengan diskusi dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab pada diri peserta didik.
Waktu pengumpulan bahan perlu juga ditentukan dengan jelas, kapan dimulai dan kapan berakhir. Sepanjang waktu tersebut, peserta didik diminta untuk mengumpulkan bahan yang dapat diperolehnya secara terus menerus. Evidensi peserta didik atau bahan yang dapat diperolehnya supaya senantiasa diberi keterangan waktu dan tanggalnya. Hal ini penting, supaya setiap perkembangan yang dicapai peserta didik dari waktu ke waktu dapat teramati dengan baik.
Setelah ditentukan dan dipastikan bahwa setiap peserta didik telah membuat dan memilih berkas portofolio, selanjutnya perlu ditentukan cara mengumpulkan dan menyusunnya dalam berkas portofolio yang telah disediakan, kemudian menentukan dimana dan bagaiman menyimpannya. Berkas untuk portofolio dapat berbentuk folder atau bentuk lainya disimpan dalam lemari atau rak.
Ada dua tahapan dalam pembuatan portofolio sebagai berikut:
    Tahap I
Mengembangkan portofolio proses, dimana guru senantiasa mengamati perkembangnan evidence selama periode waktu tertentu untuk mencapai satu tujuan. Dalam tahap ini portofolio adalah sebagai alat formatif. Mungkin akan sangat berguna untuk informasi internal tentang peserta didik.
    Tahap II
Mengembangkan portofolio produk yanglebih dikenal dengan istilah portofolio terbaik yang meliputi hasil terbaik dari peserta didik. Produk atau hasil terbaik portofolio menunjukan perubahan hasil belajar.
2.    Prinsip-prinsip dokumentasi portofolio
    Akurasi Data
Evidence yang dimasukkan ke dalam bendel portofolio peserta didik harus merupakan evidence peserta didik yang bersangkutan pada waktu yang bersesuaian. Maksudnya, bahwa potrofolio setiap peserta didik adalah kumpulan dokumen peserta didik pada satu pelajaran yang sedang berlangsung.
    Ketepatan Waktu
Evidence yang antara lain berupa lembar kerja, hasil kerja, karya tulis peserta didik dimasukkan ke dalam bendel portofolio segera setelah mendapatkan catatan, penilaian, atau komentar dari guru.
    Kelengkapan Informasi
Portofolio merupakan dokumen evidence peserta didik yang lengkap mulai dari apa yang dipelajari apa yang pernah dikerjakan, berikut lembar kerja dan hasil-hasil pekerjaannya. Dengan demikian, dalam portofolio semua kegiatan peserta didik yang berkaiatan dengan proses belajar dan perkembangan hasil belajarnya dapat dilihat secara lengkap.
    Keterbacaan Dokumen
Setiap dokumen portofolio harus dalam keadaan yag jelas terbaca. Sehingga setiap saat diperlukan dapat segera diperoleh informasi. Selain itu harus dipilih yang tahan lama dan tiadak mudah rusak.
    Kepraktisan Dokumen
Dokumen harus dipilih yang ukurannya praktis dan bisa dimasukkan ke dalam bendel.
    Perencanaan
Portofolio harus mencakup dokumen seluruh waktu yang dilewati, sehingga diperlukan suatu perencanaan agar tidak terjadi kelebihan atau kekurangan dokumen.
    Penataan Dokumen
Penataan dokumen dilakukan dengan pemisahanberdasrkan jenis dokumennya.
    Pengadministrasian Dokumen
Setiap hasil pekerjaan peserta didik yang bersifat penilaian harus dicatat dalam buku catatan harian peserta didik atau daftar niali peserta didik. Dengan demikian tindakan cukup hanya mengumpulkan dokumen-dokumen pembelajaran ke dalam portofolio, tetapi harus juga mencatatnya sebelum dimasukkan ke dalam bendel portofolio.
A.    Penilaian Portofolio
1.    Fungsi dan Tujuan Penilaian Portofolio
Portofolio berfungsi untuk :
a.    Mengetahui pekembangan dan pertumbuhan kemampuan peserta didik.
b.    Melihat perkembangan tanggungjawab peserat didik dalam belajar.
c.    Pembaharuan kembali proses belajar mengajar.
Portofolio dalam penilaian di kelas dapat digunakan untuk mencapai beberapa tujuan yaitu:
a.    Menghargai perkembangan yang dialami peserta didik
b.    Mendokumentasikan proses pembelajaran yang berlangsung
c.    Memberi perhatian pada prestasi kerja peserta didik yang terbaik
d.    Meningkatkan efektivitas proses pengajaran
e.    Bertukar informasi dengan orangtua/wali peserta didik dan guru
f.    Membina dan mempercepat pertumbuhan konsep diri positif
g.    Meningkatkan kemampuan melakukan refleksi diri
2.    Prinsip Penilaian Portofolio
a.    Saling Percaya
Dalam penilaian portofolio, guru dan peserta didik harus memiliki rasa saling percaya. Mereka harus merasa sebagai pihak-pihak yang saling memerlukan dan memiliki semangat untuk saling membantu.
b.    Kerahasiaan Bersama
Kerahasiaan hasil pengumpulan bahan dan hasil penilaiannya perlu dijaga dengan baik, tidak disampaikan kepada pihak-pihak lain, yang tidak berkepentingan.
c.    Milik Bersama
Semua pihak, guru maupun peserta didik harus menganggap bahwa semua evidence merupakan milik bersama yang dijaga secara bersama-sama pula.
d.    Kepuasan dan Kesesuaian
Tidak semua evidence peserta didik dapat memuaskan guru maupun peserta didik. Tetapi, hasil kerja portofolio seyogyanya berisi keterangan-keterangan dan atau bukti-bukti yang memuaskan bagi guru dan peserta didik.
e.    Penciptaan Budaya Mengajar
Penilaian portofolio akan efektif jika pengajarannya menuntut peserta didik untuk menunjukan kemampuan yang nyata yang menggambarkan pengembangan aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan pada taraf yang lebih tinggi.
f.    Refleksi Bersama
Portofolio secara jelas mencerminkan hasil peserta didik yang dirumuskan dan diidentifikasikan dalam kompetensi dasar dan indicator yangdiharapkan dipelajari oleh peserta didik.
g.    Proses dan Hasil
Penilaian portofolio tidak sekedar menilai hasil akhir pembelajaran melainkan juga perlu memberikan penilaian terhadap proses belajar.
3.    Cara Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio didasarkan atas standar penilaian yang dibuat oleh guru dengan berdasar Kompetensi Dasar.
    Komponen Penilaian Portofolio
Menurut Case (1994) penilaian portofolio didasarkan atas empat hal sebagai berikut :
a.    Kelengkapan isi portofolio
b.    Kemampuan siswa menjelaskan isi portofolionya, dilakukan melalui :
    Dialog portofolio antara guru dan siswa
    Penilaian diri siswa
c.    Usaha siswa dalam menyusun portofolionya.
d.    Kompetensi yang berkembang, dilakukan dengan memperhatikan :
    Isi portofolio
    Dialog portofolio
    Evaluasi diri siswa
    Instrumen Penilaian
a.    Instrumen penilaian kelengkapan isi
Instrumen untuk mengecek kelengkapan isi portofolio, yaitu jumlah tugas yang telah diberikan dan yang berhasil dikerjakan siswa pada periode waktu yang telah ditetapkan. Misalnya untuk Kompetensi Dasar 1 dan 2, portofolio yang diingikan ada empat macam. Guru membuat instrumen penilaian, yaitu membuat kriteria untuk memnentukan skor. Jika isi portofolio siswa lengkap, skornya 3 dalam hal kelengkapan isi portofolionya. Jika salah satu komponen tidak ada ia memperoleh skor 2, dan seterusnya dimana skor terendah 0.
b.    Instrumen penilaian kualitas isi portofolio
Instrumen penilaian kualitas isi portofolio yang pada intinya ialah bagaimana siswa menguasai isi dari portofolio yang dibuatnya dan bagaimana ia menatanya. Setiap komponen penilaian isi portofolio dapat dibuat kriteria Baik, Sedang dan Kurang.
Untuk menilai kemampuan siswa menguasai portofolio dapat dilakukan memalui dialog portofolio dan melalui penilaian diri. Jika siswa mampu menjelaskan dan menilai diri dengan baik setiap isi portofolionya ia memperoleh skor 3, sedang 2, dan kurang 1.
c.    Instrumen penilaian usaha siswa
Usaha siswa dalam menyusun portofolionya patut dinilai. Kemempuan siswa di kelas beragam, ada yang sangat tinggi, sedang dan kurang. Anak yang berkemampuan kurang mungkin tidak mampu menghasilkan portofolio sebaik anak yang berkemampuan tinggi. Oleh karena itu, penilaian portofolio juga dilakukan dengan memperhatikan kemampuan tiap siswa dari segi usahanya. Jika siwa telah berusaha secara maksimal dalam batas kemampuannya, siswa berhak memperoleh nilai usaha yang baik. Usaha tersebut antara lain dilihat dari kemampuannya untuk melengkapi, memperbaiki dan mengganti portofolionya dengan cara belajar lebih giat lagi.
Berikut contoh format penilaian usaha siswa menyempurnakan portofolionya. Jika indikator usaha muncul siswa memperoleh skor 1, jika tidak 0. Jumlah total skor yang diperoleh siswa sebagai total skor.
Instrumen penilaian usaha siswa
Usaha siswa dalam menyusun portofolio    Skor
a.    Berusaha melengkapi isi portofolionya dengan sungguh-sungguh    1
b.    Berusaha memperbaiki isi portofolionya dengan bekerja ekstra    1
c.    Berusaha mengganti isi portofolionya dengan yang lebih baik    1
Total Skor    3
d.    Instrumen penilaian kompetensi
Dengan mempertimbangkan isi portofolio, dialog guru-siswa, dan penilaian diri siswa terhadap isi portofolionya, berilah nilai perkembangan KD misalnya sangat baik, baik, cukup dan kurang. Jika hasilnya sangat baik, berilah skor 4, baik 3, cukup 2, dan kurang 1.
    Pengukuran / Penskoran
    Penentuan Nilai
Skor total siswa dihitung dengan cara menjumlahkan skor dari empat aspek yang dinilai dalam portofolio.
D.    Keuntungan dan Kelemahan Portofolio
a.    Keuntungan menggunakan portofolio antara lain:
    Siswa dapat menggambarkan pembelajaran mereka sendiri dan cara-cara memperbaikinya.
    Memberi lebih banyak informasi tentang apa dan bagaimana siswa belajar.
    Menjadi media bagi siswa, guru, orang tua untuk mengkomunikasikan dan menyampaikan harapan tentang pembelajaran siswa.
    Dapat digunakan untuk mendokumentasikan prestasi siswa, ini berarti penilaian yang diberikan akan lebih akurat.
    Dapat meningkatkan kemampuan evaluasi diri peserta didik.
    Berguna bagi guru dalam mengidentifikasikan letak, kelemahan dan kelebihan siswa.
Menurut Gronlund (1998) dalam Rusoni (2001) penerapan portofolio sebagai asesmen otentik memiliki beberapa keuntungan, antara lain :
    Kemajuan belajar siswa dapat terlihat dengan jelas
    Menekankan pada hasil pekerjaan terbaik siswa dapat memberikan pengaruh positif dalam belajar
    Membandingkan pekerjaan sekarang dengan yang lalu memberikan motivasi yang lebih besar dari pada membandingkan dengan pekerjaan orang lain
    Siswa dilatih keterampilan asesmen sendiri yang mengarah pada seleksi contoh pekerjaan dan menentukan pilihan karya terbaik
    Memberikan kesempatan kepada siswa bekerja sesuai dengan perbedaan individu
    Dapat menjadi alat komunikasi yang jelas tentang kemajuan belajar siswa kepada siswa itu sendiri, orang tua dan pihak lain yang terkait.
b.    Kelemahan menggunakan portofolio antara lain:
    Membutuhkan waktu yang relative lama dan tenaga bagi guru untuk memilih tugas portofolio, menyusun portofolio bersama siswa dan mengoreksi portofolio.
    Portofolio mungkin tidak merupakan karya siswa sendiri, tentu juga ada bantuan drai teman, saudara dan orangtua.
    Banyaknya siswa dalam suatu kelas relative besar.
    Respon siswa sulit dinilai.
    Memerlukan biaya dan tempat untuk mengoleksi dan menyimpan portofolio dengan baik.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan penilaian portofolio adalah:
    Karya yang dikumpulkan adalah benar-benar karya yang bersangkutan.
    Menentukan pekerjaan mana yang harus dikumpulkan.
    Mengumpulkan dan menyimpan sample karya.
    Menentukan criteria untuk menilai portofolio
    Meminta peserta didik untuk menilai secara terus menerus hasil portofolionya
    Merencanakan pertemuan dengan peserta didik yang dinilai
E.    Perbedaan Tes dan Penilaian portofolio
Perbedaan antara penilaian portofolio dan tes sebagai alat evaluasi adalah:
a.    Tes
    Menilai peserta didik berdasarkan sejumlah tugas yang terbatas
    Yang menilai hanya guru, berdasarkan masukan yang terbatas
    Menilai semua peserta didik dengan menggunakan satu criteria
    Proses penilaian tiadak kolaboratif
    Penilaian diri oleh peserta didik bukan merupakan suatu tujuan
    Yang mendapat perhatian dalam penilaian hanya pencapaian
    Terpisah antar kegiatan pembelajaran dan testing
b.    Portofolio
    Menilai peserta didik berdasarkan seluruh tugas dan hasil kerja yang berkaitan dengan kinerja yang dinilai.
    Peserta didik turut serta dalam menilai kemajuan yang dicapai dalam penyelesaian berbagai tugas, dan perkembangan yang berlangsung selama proses pembelajaran.
    Menilai setiap peserta didik berdasarkan pencapaian masing-masing dengan mempertimbangkan juga factor perbedaan individual.
    Mewujudkan proses penialian yang kolaboratif.
    Peserta didik menilai dirinya sendiri menjadi suatu tujuan
    Yang mendapat perhatian dalam penilaian meliputi kemajuan, usaha dan penialaian
    Terkait erat dengan kegiatan-kegiatan penilaian dan pembelajaran.
F.    Tahapan Penilaian Portofolio
Penentuan tujuan portofolio
Beberapa hal yang sangat penting dalam penentuan tujuan penilaian portofolio adalah sebagai berikut:
a.    Guru harus menentukan tujuan portofolio
b.    Guru harus menetapkan apakah penggunaan portofolio adalah untuk proses pembelajaran atau sebagai alat untuk penialaian
c.    Guru harus menetapakan apakah penilaian portofolio dilakukan dalam rangka memantau peserta didik ataukah guru hanya bermaksud mengoleksi evidence peserta didik.
d.    Guru harus menentukan relevan antara evidence peserta didik dengan tujuan akan dinilai.
e.    Guru menentukan seberapa banyak portofolio akan digunakan sebagai bahan penilaian.
Penentuan isi portofolio
Beberapa hal yang sangat penting dalam penentuan isi penilaian portofolio dalah sebagai berikut:
1)    Guru harus menentukan isi portofolio yang akan dilaksanakan
2)    Guru harus menentukan banyaknya portofolio akan digunakan sebagai bahan penilaian.
3)    Guru harus menentukan bagaimana suatu tugas dikerjakan oleh peserta didik.
Kriteria penialian portofolio
Beberapa variasi penggunaan kriteria penilaian antara lain:
1.    Kurang baik
2.    Sedang
3.    Baik
4.    Baik Sekali
Kriteria penilaian dapat juga menggunakan angka 1 sampai dengan 10 kriteria penilaian untuk portofolio penampilan dapat pula langsung dikembangkan dari belajar dan indicator pencapaian hasil belajar yang telah ditetapkan.
Format penilaian portofolio
Format penilaian portofolio biasa berupa lembaran yang berisi:
a.    Kompetensi dasar
b.    Indicator
c.    Nama peserta didik serta tanggal penyerahan
d.    Penilaian
e.    Cara penyelesaian tugas (portofolio)
f.    Komentar guru serta komentar orang tua
Contoh Format
Kompetensi Dasar    Nama Peserta Didik:
Tanggal                   :
Indicator    PENILAIAN
        Kurang baik    Baik    Baik Sekali



Dicapai Melalui:    Komentar Guru:



Komentar Orangtua:
Pengamatan dan Penilaian Portofolio
Evidence yang dimasukkan ke dalam portofolio harus diamati guru dan dinilai. Penilaian tidak hanya dilakukan oleh guru, tetapi peserta didik juga turut terlibat.
Koleksi
Dalam mengoleksi evidence peserta didik, hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan oleh guru antara lain:
a.    Memastikan bahwa peserta didik memiliki berkas portofolio
b.    Bahan penilaian
c.    Pengumpulan bahan
Seleksi
Dalam tahap ini, peserta didik akan memilih seluruh atau sebagian koleksi mereka lalu memilih hasil hasil karya terbaik untuk dinilai. Proses seleksi boleh jadi dilakukan oleh peserta didik sendiri, kelompok, atau bahkan atas bimbingan guru.
Refleksi
Tahap ini dengan jelas membedakan antara portofolio dengan sekedar koleksi. Hal yang penting dalam tahap ini adalah peserta didik harus aktif dalam penilaian. Peserta didik dapat melakukan pengawasan secara langsung pada kualitas kemampuan mereka dan mengenal secara jelas peningkatan yang diperlukan.
Pertemuan
a)    Pertemuan guru dengan peserta didik
Pertemuan yang dimaksud adalah berupa diskusi antar guru dengan peserta didik untuk menentukan yang diperlukan. Pertemuan  hal-hal yang menjadi objek penilaian, criteria, dan penilaian portofolio sendiri.
b)    Pertemuan guru dengan orangtua
Dengan pertemuan ini maka orangtua dan guru meningkatkan kerja sama dalam rangka pendidikan anak.
Sumber dan Pengorganisasian
Kevin Olsen (1994) mengajukan dua metode untuk mengorganisasikan portofolio evidence peserta didik. Guru dan peserta didik menempatkan seluruh evidence peserta didik yang akan dimasukkan ke dalam portofolio.
Koneksi
Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam tahapan koneksi. Pertama adalah koneksi dasar dan indicator. Kedua adalah antara yang peserta didik hasilkan (evidence) dengan tujuan pembelajaran (kompetensi yang peserta didik hasilkan dengan dunia luar, di luar kelas)
Untuk menilai portofolio harus lebih dulu tersedia rubrik (pedoman terperinci) penilaian. Penilaian portofolio hendaknya tidak hanya ditekankan kepada keberhasilan siswa dalam memperoleh jawaban yang diinginkan oleh guru, tetapi lebih ditekankan kepada proses berpikir siswa yang terdapat atau tersirat dalam isi portofolio. Salah satu cara penilaian portofolio, atau pembuatan rubrik, adalah cara dengan menggunakan kriteria berikut:
1)    Bukti terjadinya proses berpikir.
-    Apakah siswa telah menyusun dengan rapi satuan-satuan isi portofolio dan data dalam setiap satuan itu
-    Apakah siswa telah berusaha membuat dugaan, menjelajah, menganalisis, mencari pola, dsb?
-    Apakah siswa telah menggunakan materi konkret atau gambar untuk menafsirkan dan memecahkan masalah, atau untuk memperoleh hasil penyelidikannya?
-    Apakah siswa telah menggunakan alat bantu lain dalam pemecahan masalah atau penyelidikannya?
2)    Mutu kegiatan atau penyelidikan
-    Apakah kegiatan atau penyelidikan oleh siswa yang dilaporkan dalam portofolio meningkatkan pengetahuan atau pemahaman siswa tentang konsep aatau kaidah tertentu?
-    Apakah kegiatan membuat portofolio meningkatkan keterampilan siswa dalam menggunakan konsep, cara, atau kaidah tertentu.
-    Apakah kegiatan membuat portofolio meningkatkan sikap siswa terhadap pelajaran yang bersangkutan?
-    Apakah kegiatan atau penyelidikan itu melibatkan beberapa subpokok bahasan?
3)    Keragaman pendekatan
-    Apakah ada petunjuk yang kuat atau bukti bahwa siswa menggunakan berbagai pendekatan dalam memecahkan masalah?
-    Apakah ada petunjuk yang kuat atau bukti bahwa siswa melakukan berbagai macam kegiatan atau penyelidikan?
B.    Contoh Penilaian Portofolio
Contoh penilaian portofolio Matematika kelas 3 SD
Kompetensi Dasar:
Melakukan Pengukuran dan Menggunakannya dalam Pemecahan masalah    Nama    : Rahmatul Fadilah
Tanggal : 3 Juni 2011
INDIKATOR    PENILAIAN
1    2    3    4    5    6    7    8    9    10
1.    Menentukan hubungan antara satuan :
a.    Waktu
b.    Panjang
c.    Berat
2.    Menggunakan satuan dalam pemecahan masalah sehari-hari
3.   Dicatat melalui
a.    Pertolongan Guru
b.    Kelompok Kecil
c.    Sendiri
Komentar Guru:
Fadil sudah bagus dalam menentukan hubungan antara satuan tetapi masih perlu ditingkatkan kemampuan menggunakan satuan dalam pemecahan masalah sehari-hari.
Komentar Orangtua:
C.    Contoh Pedoman Penskoran untuk Portofolio
Ada bermacam-macam bentuk pedoman penskoran untuk menilai portofolio. Berikut ini disajikan beberapa contoh:
Contoh 1
Pedoman Penskoran Hasil Penyelidikan
1.    Bukti terjadinya proses berpikir.
-    Apakah siswa telah menyusun dengan rapi satuan-satuan isi portofolio dan data dalam setiap satuan itu?
-    Apakah siswa telah berusaha membuat dugaan, menjelajah,menganalisis, mencari pola, dsb?
-    Apakah siswa telah menggunakan materi konkret atau gambar untuk menafsirkan dan memecahkan masalah, atau untuk memperoleh hasil penyelidikannya?
-    Apakah siswa telah menggunakan alat bantu lain dalam pemecahan masalah atau penyelidikannya?
[Besarnya skor sama dengan banyaknya indikator yang dipenuhi.
Jadi, skor yang mungkin: 0, 1, 2, 3, 4]
2.    Mutu kegiatan atau penyelidikan
-    Apakah kegiatan atau penyelidikan oleh siswa yang dilaporkan dalam portofolio meningkatkan pengetahuan atau pemahaman siswa tentang konsep aatau kaidah tertentu?
-    Apakah kegiatan membuat portofolio meningkatkan keterampilan siswa dalam menggunakan konsep, cara, atau kaidah tertentu?
-    Apakah kegiatan membuat portofolio meningkatkan sikap siswa terhadap pelajaran yang bersangkutan?
-    Apakah kegiatan atau penyelidikan itu melibatkan beberapa subpokok bahasan?
[Besarnya skor sama dengan banyaknya indikator yang dipenuhi.
Jadi, skor yang mungkin: 0, 1, 2, 3, 4]
3.    Keragaman pendekatan
-    Apakah ada petunjuk yang kuat atau bukti bahwa siswa menggunakan berbagai pendekatan dalam memecahkan masalah?
-    Apakah ada petunjuk yang kuat atau bukti bahwa siswa melakukan berbagai macam kegiatan atau penyelidikan?
[Besarnya skor sama dengan dua kali banyaknya indikator yang dipenuhi.
Jadi, skor yang mungkin: 0, 2, 4]
Contoh 2
Pedoman Penskoran Hasil Karya dalam Matematika
Aspek    Indikator    Skor
Pengetahuan
Matematika    Menunjukkan pemahaman tentang semua konsep dan prinsip matematis yang terkandung di dalam masalah yang harus dipecahkannya.
Menggunakan istilah dan notasi matematis yang sesuai.
Melaksanakan algoritma yang relevan dengan lengkap dan benar.    4
Menunjukkan bahwa siswa memahami hampir semua konsep dan prinsip matematis yang terkandung di dalam masalah yang harus dipecahkannya.
Menggunakan istilah dan notasi matematis hampir betul.
Melaksanakan algoritma yang relevan dengan lengkap, tetapi ada kesalahan kecil dalam hitungan.    3
Menunjukkan bahwa siswa memahami sebagian konsep dan prinsip matematis yang terkandung di dalam masalah yang harus dipecahkannya.
Berbuat kesalahan yang agak serius dalam hitungan    2
Tampak bahwa pemahamannnya sangat terbatas tentang konsep dan prinsip matematika yang terkandung di dalam masalah yang harus dipecahkannya.
Keliru atau tidak dapat menggunakan istilah atau notasi matematis sebagaimana yang seharusnya.
Berbuat kekeliruan parah dalam hitungan    1
Tidak memahami konsep dan prinsip matematis yang terkandung di dalam masalah yang harus dipecahkannya    0
Strategi     Menggunakan informasi yang relevan dari luar rumusan masalah yang harus dipecahkannya.
Berhasil mengidentifikasi semua unsur penting di dalam masalah, dan menunjukkan bahwa siswa tahu hubungan yang ada antara unsur-unsur itu.
Mencerminkan penggunaan strategi yang cocok dan sistematik dalam memecahkan masalah.
Penyelesaian masalah yang digunakan jelas dan lengkap prosesnya.    4
Menggunakan informasi yang relevan dari luar rumusan masalah yang harus dipecahkannya.
Berhasil mengidentifikasi sebagian besar unsur penting di dalam masalah, dan menunjukkan bahwa siswa tahuhubungan yang ada antara unsur-unsur itu.
Mencerminkan penggunaan strategi yang cocok dan sistematik dalam memecahkan masalah.
Penyelesaian masalah yang digunakan jelas dan hampir lengkap prosesnya.    3
Berhasil mengidentifikasi beberapa unsur penting di dalam masalah, tetapi tampak bahwa siswa hampir tidak tahu hubungan yang ada antara unsur-unsur itu.
Mencerminkan penggunaan strategi yang cocok, tetapi pemecahan masalah yang dilakukannya tidak sistematis dan tidak lengkap    2
Menggunakan informasi yang toidak relevan.
Tidak mampu mengidentifikasi unsur-unsur penting di dalam masalah yang harus dipecahkannya.
Menggunakan strategi yang tidak cocok.
Tidak ada kejelasan tentang strategi yang digunanaknnya.
Penyelesaian masalah yang dibuatnya tidak sistematik dan tidak selesai    1
Ada usaha menggunakan informasi yang tidak relevan.
Tidak mampu mengidentifikasi unsur-unsur penting dalam masalah yang harus dipecahkannya.
Mungkin menulis masalah yang harus dipecahkannya. Tetapi tidak mampu berusaha memecahkannya    0
Komunikasi     Memberikan tanggapan yang lengkap, serta uraian yang jelas dan tidak meragukan.
Membuat ganbar atau diagram yang cocok dan lengkap.
Menyampaikan gagasannya dengan jelas.
Menggunakan argumen yang logis dan lengkap.
Memberikan contoh atau contoh-kontra.    4
Memberikan tanggapan yang agak lengkap, serta uraian yang jelas.
Membuat gambar atau diagram yang cocok dan agak lengkap.
Menyampaikan gagasannya dengan jelas.
Menggunakan argumen yang logis, tetapi agak kurang lengkap.    3
Membuat langkah yang benar dalam memecahkan masalah,
tetapi belum selesai. Di samping itu, penjelasannya agak tidak jelas.
Membuat gambar atau diagram yang salah atau tidak jelas.
Uraian yang dibuatnya tidak jelas, atau sukar dipahami.
Argumennya tidak lengkap atau kurang logis.    2
Membuat sedikit langkah yang benar dalam memecahkan masalah. Langkah yang lain sulit diikuti.
Membuat diagram atau ganmabar yang salah (tidak relevan dengan masalah yang harus dipecahkannya)    1
Tidak dapat mengutarakan maksudnya. Kalimatnya tidak menggambarkan masalah yang harus dipecahkannya.
Membuat gambar yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan masalah yang harus dipecahkannya.    0
D.    Contoh Portofolio
Tugas: Pantulan bola dan Luas Permukaan Bangun Ruang
a)    Pantulan Bola
Berikut ini gambar meja yang tepinya berpenghalang seperti meja bola sodok itu, dengan sebuah bola dan sebuah lubang. G menunjukkan letak bola, sedang H menunjukkan letak lubang yang dapat dimasuki bola tersebut. Tunjukkan pada sisi kiri, di titik mana bola harus memantul agar bola itu akhirnya masuk lubang.
x
b)    Luas Permukaan Bangun Ruang
Gambarlah dua benda ruang (benda berdimensi tiga) yang bentuknya berbeda, tetapi yang luas permukaannya sama.
PORTOFOLIO YANG DIHASILKAN
a.    Pantulan Bola
Halaman pertama berisi:
1) Nomor tugas
2) Judul uraian, yaitu “Pantulan Bola”
3) Nama siswa
4) Tanggal
Halaman selanjutnya berisi judul dan uraian sebagai berikut:
Judul: “Pantulan Bola”
Tugas: (Seperti di muka)
Isi (uraian sepanjang dua halaman):
Pantulan Bola
Tugas:
Berikut ini gambar meja yang tepinya berpenghalang seperti meja bola sodok itu, dengan sebuah bola dan sebuah lubang. Huruf G menunjukkan letak bola, sedang huruf H menunjukkan letak lubang yang dapat dimasuki
bola tersebut. Tunjukkan pada sisi kiri, di titik mana bola harus memantul agar bola itu akhirnya masuk lubang
Jika sebuah benda yang bergerak membentur papan, lintasan benda itu setelah benturan adalah cerminan dari lintasan itu terhadap garis tegak pada papan tersebut. Untuk menentukan arah bola G agar kemudian masuk ke lubang H, kita harus mencerminkan H pada sisi kiri, seakan-akan sisi kiri itu cermin yang menghadap ke arah lubang H. Kalau bayangan cermin dari H adalah H’, maka bola harus diarahkan ke H’, agar setelah membentur dinding kiri, bola masuk ke lubang H.
x
Misalkan garis GH’ memotong sisi kiri di titik x, sedangkan G’adalah bayang. Jika G’ adalah bayangan cermin dari G, maka garis G’H akan memotong sisi kiri di titik x juga, dan arah bola G setelah benturan adalah arah yang ditunjukkan oleh garis Xh
x
Jadi, agar bola masuk ke lubang H, bola harus diarahkan ke bayangan dari H terhadap sisi kiri meja.
b.    Luas Permukaan Benda Ruang
Halaman pertama berisi:
1)    Nomor tugas
2)    Judul uraian, yaitu “Luas Permukaan Benda Ruang”
3)    Nama siswa
4)    Tanggal
Halaman selanjutnya berisi judul dan uraian sebagai berikut:
Judul: “Luas Permukaan Benda Ruang”
Tugas: (Seperti di muka)
Isi (uraian sepanjang tiga halaman):
Luas Permukaan Benda Ruang
Tugas: Gambarlah dua benda ruang (benda berdimensi tiga) yang bentuknya berbeda, tetapi yang luas permukaannya sama.
Saya memilih membuat gambar kerucut dan limas beraturan bersisi empat (piramida). Pertama-tama saya cari ukuran-ukurannya yang dapat membuat luas permukaan keduanya sama.
Rumus luas permukaan limas adalah
L = ½ sk + D
Keterangan:     L = luas permukaan,
a = apotema (gris tinggi sisi ke puncak) limas,
k = keliling alas limas,
D = luas dasar limas.
Rumus luas permukaan kerucut adalah
L = ½ ak + B
Keterangan:     L = luas permukaan,
p = panjang garis pelukis kerucut,
k = keliling alas kerucut
D = luas dasar kerucut,
Secara acak saya pilih k = 42 cm dan a = 9 cm. . . . dst.
Catatan:
Bagian akhir dari pekerjaan untuk soal ini adalah foto dari benda ruang yang dibuat dri karton, yang memiliki ukuran-ukuran yang ditemukan. Jadi siswa tidak hanya membuat gambar, tetapi juga membuat benda yang memenuhi syarat yang ditentukan.
LEMBAR PENILAIAN
Lembar Penilaian ini berisi nilai dan komentar (alasan atau pertimbangan guru), mengapa guru memberikan nilai sekian. Komentar, alasan, atau pertimbangan itu terdiri atas tiga paragraf. Paragraf pertama pertimbangan tentang kemampuan siswa memecahkan masalah, paragraf kedua pertimbangan tentang kemampuan menalar siswa, dan paragraf ketiga pertimbangan tentang kemampuan berkomunikasi siswa.

Jumat, 19 April 2013

Bahan Ajar Sekolah Dasar


A.     Apa Bahan Ajar Itu?
Bahan ajar atau teaching-material, terdiri atas dua kata yaitu teaching atau mengajar dan material atau bahan. Teaching (melaksanakan pembelajaran) diartikan sebagai proses menciptakan dan mempertahankan suatu lingkungan belajar yang efektif (University of Wollongong NSW 2522 Australia, 2007). Sedangkan material merupakan bahan / alat atau sumber yang yang dapat dipakai dalam teaching. Rangkuman dari hal diatas oleh Dikmenum dikemukakan : bahwa, bahan ajar merupakan seperangkat materi/substansi pembelajaran (teaching material) yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Sedangkan Paulina Pannen (2001) menyebutkan bahwa bahan ajar sebagai bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang digunakan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Adapun Andi Prastowo (2011) menyatakan pemahaman bahan ajar sebagai segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut maka dapat penulis katakan bahwa bahan ajar merupakan susunan sistematis dari berbagai bentuk bahan pembelajaran (baik tertulis seperti buku pelajaran, modul, handout, LKS atau yang tidak tertulis seperti maket, bahan ajar audio, bahan ajar interaktif) yang di pakai atau digunakan sebagai pedoman atau panduan baik oleh pendidik atau instruktur dalam rangka proses pembelajaran serta memberikan materi kepada peserta didik.
B.     Tujuan Membuat Bahan Ajar
Terdapat 4 (empat) hal pokok tujuan membuat bahan ajar berdasarkan  pedoman umum pemilihan dan pemanfaatan Bahan Ajar yaitu :
1.      Membantu peserta didik dalam mempelajari sesuatu
2.      Menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar sehingga mencegah timbulnya rasa bosan pada peserta didik
3.      Memudahkan peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran dan
4.      Agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik



C.     Unsur-Unsur Bahan Ajar
Untuk membuat bahan ajar sesuai dengan tujuan yang diharapkan maka perlu memperhatian unsur-unsur yang meliputi :
(1)   Petunjuk Belajar, merupakan petunjuk atau pedoman yang perlu diketahui baik oleh peserta didik maupun pendidik meliputi materi yang akan dibahas dalam proses pembelajaran;
(2) Kompetensi Yang Akan Dicapai, bahwa agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik perlu penetapan standar kompetensi yang meliputi standar materi atau standar isi (content standard) berisikan jenis, kedalaman, & ruang lingkup materi pembelajaran yang harus dikuasi peserta didik serta standar pencapaian atau standar penampilan (performance standard) berisikan tingkat penguasaan yang harus ditampilkan peserta didik sesuai dengan pokok-pokok pikiran yang dibahas sehingga jelas indikator pencapaian hasil dalam pembelajaran;
(3)   Informasi Pendukung, merupakan informasi-informasi yang harus diketahui atau dijelaskan kepada peserta didik yang dapat menambah wawasan maupun pengetahuan peserta didik. Dalam hal ini diperlukan kemauan dari peserta didik untuk menambah wawasan, pengetahuan dengan mempelajari materi lain yang senada dengan materi pokok yang dibahas dalam suatu pengajaran yang pada akhirnya menambah pemahaman peserta didik. Contoh Foto/   Ilustrasi, Kotak Kecil (insert ) yang berfungsi untuk memperjelas materi yang perlu dipahami oleh peserta didik;
(4) Latihan-Latihan, merupakan tugas-tugas yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didik dalam rangka mempraktekan teori yang telah diberikan sehingga dengan pemberian latihan akan menambah dan meningkatkan ketrampilan peserta didik terhadap materi ajar yang diberikan dalam proses pembelajaran;
(5) Petunjuk Kerja Atau Lembar Kerja adalah form / lembaran yang berisi catatan-catatan sistematis atau tahapan-tahapan proses kegiatan sebagai langkah prosedural yang ditempuh peserta didik dalam proses pembelajaran hal ini banyak dilakukan untuk materi praktek;
(6) Evaluasi, merupakan komponen yang harus ada dalam proses pembelajaran artinya sebagai wahana atau sarana mengukur penilaian terhadap pemahaman dan pekerjaan peserta didik. Proses evaluasi ini merupakan komponen terakhir untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam proses pembelajaran. Hasil evaluasi yang baik maka dapat dipakai sebagai indikator keberhasilan dan efektifitas pembelajaran dan apabila hasil pengukuran atau penilaian belum memuaskan maka perlu dilakukan perbaikan dalam proses pembelajaran dengan menerapkan pola atau strategi yang berbeda. Evaluasi dapat dilakukan berdasarkan: unjuk kerja(performance); penugasan (proyek / project); hasil kerja(produk / product); tes tertulis(paper & pen); portofolio(portfolio); penilaian sikap

D.     Bentuk dan Jenis Bahan Ajar
Agar dalam proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik maka salah satu strategi yang harus dimiliki oleh pendidik adalah menguasai bentuk-bentuk bahan ajar baik bahan ajar tertulis maupun tidak tertulis. Bentuk tertulis maupun tidak tertulis tersebut terbagi dalam jenis-jenis bahan ajar  yang dapat diuraikan sebagai berikut:
a)      Bahan cetak,  (Handout / Buku / Modul / Lembar Kerja Siswa / Brosur / Leaflet /Wallchart / Foto/gambar /Model/maket. Merupakan bahan Cetak (printed) yang merupakan sejumlah bahan yang disiapkan dalam kertas yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau penyampaian informasi (Kemp dan dayton, 1985 dalam Andi Prastowo, 2011: 40).
b)    Bahan audio, ( Kaset/Piringan Hitam/ Compact Disk Radio), merupakan bahan Ajar Dengar (program audio) merupakan bahan ajar yang menggunakan sistem sinyal radio secara langsung yang dapat didengar atau dimainkan oleh orang lain, seperti kaset, radio, piringan hitam, CD audio
c)    Bahan audio visual ( Bahan Ajar Pandang Dengar )  Video/ Film Orang/ Nara Sumber Pakar Bidang Studi adalah pemanfaatan sinyal radio yang dikombinasikan dengan gambar bergerak secara sekuensial seperti Video, film, CD film
d)    Bahan Ajar Interaktif (interactive teaching material) merupakan kombinasi dari beberapa media baik audio, gerak, grafik, gambar, animasi dan video yang dalam proses pembelajaran dimanfaakan atau diperlakukan untuk mengendalikan suatu perintah dalam proses pembelajaran. Seperti CD interaktif, film interaktif; tanya jawab / diskusi, selain itu dapat berupa Bahan Ajar Interaktif DiskusiLingkungan/ Pelajaran diluar kelasPraktek dari sebuah materi tertentu


E.      Langkah-langkah Strategi Yang Dipersiapkan
1.         ANALISIS KEBUTUHAN BAHAN AJAR yang meliputi analisis kurikulum dan analisis sumber belajar (ketersediaan; keesuaian; kemudahan)
2.         MENYUSUN PETA BAHAN AJAR (menentukan standar kompetensi; kompetensi dasar dan materi pokok)
3.         MENYUSUN BAHAN AJAR (tulis non tulis) dengan memperhatikan : jenis bahan ajar yang sesuai, kenali audiens atau peserta didik, membuat konsep; membuat catatan serta membuat soal-soal latihan sebagai bahan evaluasi.

Tahukah Anda tentang Assesment Kinerja

Yukk....Belajarrr.........
  1. Apa Pengertian Assesment kinerja Itu?
Assesment kinerja adalah suatu prosedur yang menggunakan berbagai bentuk tugas-tugas untuk memperoleh informasi tentang apa dan sejauh mana yang telah dilakukan dalam suatu program. Pemantauan didasarkan pada kinerja (performance) yang ditunjukkan dalam menyelesaikan suatu tugas atau permasalahan yang diberikan. Hasil yang diperoleh merupakan suatu hasil dari unjuk kerja tersebut.
Assesment kinerja adalah penelusuran produk dalam proses. Artinya, hasil-hasil kerja yang ditunjukkan dalam proses pelaksanaan program itu digunakan sebagai basis untuk dilakukan suatu pemantauan mengenai perkembangan dari satu pencapaian program tersebut.
Secara sederhana asesmen ini menilai proses perolehan, penerapan pengetahuan dan ketrampilan melalui proses pembelajaran yang menunjukkan kemampuan peserta didik dalam proses maupun produk. (Brualdy, 1998) Dalam asesmen kinerja, evaluasi tidak dilakukan dengan menyuruh peserta didik menjawab atau memilih jawaban dari sederetan kemungkinan jawaban yang tersedia akan tetapi peserta didik diharuskan menjelaskan dengan kata-kata atau caranya sendiri yang dapat menunjukkan penguasaannya terhadap suatu hal atau peristiwa.
  1. Apa Saja Tujuan Assesment Kinerja
Performance assessment  bertujuan untuk mengetahui seberapa baik subyek belajar telah mampu mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilannya sesuai dengan sasaran pembelajaran yang telah ditentukan dan berfokus pada penilaian secara langsung yakni dalam arti langsung dari kinerja atau apa yang ditampilkan oleh peserta didik, berlangsung kontinyu, dengan mengkaitkannya  dengan berbagai permasalahan nyata yang dihadapi peserta didik.
  1. Apa Saja Komponen Assesment Kinerja
Terdapat tiga komponen utama dalam assesment kinerja, yaitu tugas kinerja, rubric performansi, dan cara penilaian.

1.      Tugas Kinerja (Performance Task)
Tugas kinerja adalah suatu tugas yang berisi topik, standar tugas, deskripsi tugas, dan kondisi penyelesaian tugas. Contoh Tugas dalam Pembuatan assesment kinerja dalam bidang TI adalah sebagai berikut.
Lakukanlah penelitian sederhana mengenai gangguan worm terhadap pengaruh kinerja komputer dan keruasakan system yang diakibatkannya, lakukan kegiatan dengan melakukan survei kepada beberapa user komputer yang sering mengalami gangguan terhadap worm . Anda dapat memilih satu atau semua faktor yang memungkinkan worm tersebut dapat menginfeksi komputer :
1.      Internet
2.      Media penyimpanan data
Tugas ini meliputi :
1.      Pengembangan rancangan penelitian (termasuk proposal sederhana)
2.      Pengembangan instrument yang diperlukan untuk mengumpulkan data
3.      Pengumpulan data
4.      Analisis data
5.      Penulisan laporan penelitian
6.      Penyampaian laporan secara lisan dalam suatu seminar kelas

2.      Rubrik Performansi (Performance Rubrics)
Rubrik performansi merupakan suatu rubrik yang berisi komponen-komponen suatu  performansi ideal, dan deskriptor dari setiap komponen tersebut. Rubrik adalah kunci penskoran yang menggambarkan berbagai tingkat kualitas kemampuan dari yang sempurna sampai yang kurang untuk menilai satu tugas, keterampilan, proyek, esai, laporan penelitian, atau kinerja spesifik. Contoh rubric berdasarkan tugas kinerja diatas adalah sebagai berikut.

FORMAT PENSKORAN
ASSESMENT KINERJA

IDENTITAS MAHASISWA
Nama Siswa                     :
No Absen                        :
Kelas                                :

TUGAS YANG DIBERIKAN
Judul Tugas                     :
Tugas ke                          :
Tgl/jangka waktu tugas   :

No
Standar
Skor/Skala
1.
Penggunann pengembangan rancangan penelitian yang tepat
1      2      3      4
2.
Pemilihan instrument yang tepat diperlukan untuk mengumpulkan data
1      2      3      4
3.
Metode pengumpulan data yang digunakan
1      2      3      4
4.
Analisis data yang dilakukan
1      2      3      4
5.
Kerapian penulisan laporan penelitian
1      2      3      4
6.
Cara penyampaian laporan secara lisan
1      2      3      4

Rubrik merupakan wujud assesment kinerja yang dapat diartikan sebagai kriteria penilaian yang bermanfaat membantu guru untuk menentukan tingkat ketercapaian kinerja yang diharapkan. Sebagai kriteria dan alat penskoran rubric terdiri dari senarai yaitu daftar kriteria yang diwujudkan dengan dimensi-dimensi kinerja, aspek-aspek atau konsep-konsep yang akan dinilai, dan gradasi mutu, mulai dari tingkat yang paling sempurna sampai dengan tingkat yang paling buruk.


HOLISTIK RUBRIK
RUBRIK
Nama Siswa                  :                     
Kelas                              :
No. absen                      :
Mata Pelajaran             :
Materi                            : (Tugas makalah dan diskusi kelompok)

Skor
Deskripsi
4
Mengerjakan tugas dengan baik, informasi yang diberikan akurat dengan pemahaman yang utuh, masalah diuraikan dan dijawab dengan urut, singkat, langsung ke masalah yang diminta. Dalam diskusi mampu mengemukakan pendapat secara spontan tanpa ditunjuk, argument tepat, kalimat yang dikemukakan tidak bertele – tele dan tuntas. Penguasaan materi sangat baik.
3
Mengerjakan tugas dengan baik, informasi yang diberikan akurat dengan pemahaman yang utuh, masalah diuraikan dan dijawab dengan urut, singkat, langsung ke masalah yang diminta. Dalam diskusi kurang mampu mengemukakan pendapat secara spontan, argument kurang tepat, kalimat yang dikemukakan agak bertele – tele dan tidak tuntas. Penguasaan materi kurang.
2
Mengerjakan tugas kurang baik, informasi yang diberikan kurang akurat dengan pemahaman yang lemah, masalah dijawab tetapi tidak langsung ke masalah.  Kalimat dikemukakan agak bertele – tele dan tidak jelas.
1
Mengerjakan tugas kurang baik, informasi yang diberikan kurang akurat dengan pemahaman yang lemah, masalah tidak dijawab dan kalimat dikemukakan agak bertele – tele dan tidak jelas.

Tujuan Menggunakan Rubrik
Tujuan menggunakan rubrik adalah untuk memberikan umpan balik tentang kemajuan kerja siswa dan memberikan evaluasi yang rinci mengenai produk akhir.
Banyak ahli pendidikan percaya bahwa rubrik meningkatkan hasil akhir siswa dan oleh karena itu dapat meningkatkan belajarnya. Ketika para guru menilai makalah atau proyek dengan menggunakan rubrik, mereka dapat melihat dengan jelas dan juga mengukur kualitas produk siswa. Kalau para siswa sudah menerima rubrik sebelum memulai tugas, mereka memahami bagaimana kinerja mereka akan dievaluasi, dan mereka dapat menyiapkan untuk itu. Dengan mengembangkan kisi-kisi dan memberikannya kepada para siswa, guru memberikan panduan yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas kerja mereka dan meningkatkan pengetahuan mereka. Sekali rubrik sudah dibuat, rubrik dapat digunakan untuk berbagai kegiatan. Rubrik tersebut dapat diubah sedikit dan digunakan untuk berbagai kegiatan berikutnya. Hal yang berubah adalah kompetensi siswa dan strategi pembelajaran guru. Oleh karena itu, guru tidak perlu membuat rubrik baru untuk setiap kegiatan.
Banyak keuntungan yang dapat diperoleh bila guru menggunakan rubrik, diantaranya:
·         Guru dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dengan memberikan focus, penekanan dan perhatian pada rincian tertentu sebagai model untuk siswa.
·         Siswa mempunyai pedoman yang jelas mengenai apa yang diharapkan guru.
·         Siswa dapat menggunakan rubrik sebagai alat untuk mengembangkan kemampuannya.
·         Guru dapat menggunakan kembali rubrik tersebut untuk berbagai kegiatan berikutnya yang sejenis.

3.      Cara Penilaian (Scoring Guide)
Cara penilaian kinerja ada tiga, yaitu
a.      Holistic Scoring, yaitu pemberian skor berdasarkan impresi penilai secara umum terhadap kualitas performansi
b.      Analytic Scoring, yaitu pemberian skor terhadap aspek-aspek yang berkontribusi terhadap suatu performansi
c.       Primary Traits Scoring, yaitu pemberian skor berdasarkan beberapa unsur dominan dari suatu performansi.

  1.  Kriteria Penilaian Assesment Kinerja
Untuk mengetahui apakah penilaian kinerja (performance assessment) dapat dianggap berkualitas atau tidak, terdapat tujuh kriteria yang perlu diperhatikan oleh evaluator. Ketujuh kriteria ini sebagaimana diungkap oleh Popham (1995) yaitu:
1.      Generability : apakah kinerja peserta tes (students performance) dalam melakukan tugas yang diberikan tersebut sudah memadai untuk digeneralisasikan kepada tugas-tugas lain? Semakin dapat digeneralisasikan tugas-tugas yang diberikan dalam rangka penilaian keterampilan atau penilaian kinerja (performance assessment) tersebut, dalam artian semakin dapat dibandingkan dengan tugas yang lainnya maka semakin baik tugas tersebut. Hal ini terutama dalam kondisi bila peserta tes diberikan tugas-tugas dalam penilaian keterampilan (performance assessment) yang berlainan.
2.      Authenticity: apakah tugas yang diberikan tersebut sudah serupa dengan apa yang sering dihadapinya dalam praktek kehidupan sehari-hari?
3.      Multiple foci: apakah tugas yang diberikan kepada peserta tes sudah mengukur lebih dari satu kemampuan-kemampuan yang diinginkan (more than one instructional outcomes)?
4.      Teachability: apakah tugas yang diberikan merupakan tugas yang hasilnya semakin baik karena adanya usaha mengajar guru di kelas? Jadi tugas yang diberikan dalam penilaian keterampilan atau penilaian kinerja (performance assessment) adalah tugas-tugas yang relevan dengan yang dapat diajarkan guru di dalam kelas.
5.      Fairness: apakah tugas yang diberikan sudah adil (fair) untuk semua peserta tes. Jadi tugas-tugas tersebut harus sudah dipikirkan tidak ”bias” untuk semua kelompok jenis kelamin, suku bangsa, agama, atau status sosial ekonomi.
6.      Feasibility: apakah tugas-tugas yang diberikan dalam penilaian keterampilan atau penilaian kinerja (performance assessment) memang relevan untuk dapat dilaksanakan mengingat faktor-faktor seperti biaya, ruangan (tempat), waktu, atau peralatannya?
7.      Scorability: apakah tugas yang diberikan nanti dapat diskor dengan akurat dan reliabel? Karena memang salah satu yang sensitif dari penilaian keterampilan atau penilaian kinerja (performance assessment) adalah penskorannya.


FORMAT PENSKORAN
ASSESMENT KINERJA

IDENTITAS MAHASISWA
Nama Siswa                     :
No Absen                        :
Kelas                                :

TUGAS YANG DIBERIKAN
Judul Tugas                     :
Tugas ke                          :
Tgl/jangka waktu tugas   :
No
Standar
Skor/Skala
1.
Penggunann pengembangan rancangan penelitian yang tepat
      1      2      3      4
2.
Pemilihan instrument yang tepat diperlukan untuk mengumpulkan data
1      2      3      4
3.
Metode pengumpulan data yang digunakan
1      2      3      4
4.
Analisis data yang dilakukan
1      2      3      4
5.
Kerapian penulisan laporan penelitian
1      2      3      4
6.
Cara penyampaian laporan secara lisan
1      2      3      4



HOLISTIK RUBRIK
RUBRIK
Nama Siswa                  :                     
Kelas                              :
No. absen                      :
Mata Pelajaran             :
Materi                            : (Tugas makalah dan diskusi kelompok)
Skor
Deskripsi
4
Mengerjakan tugas dengan baik, informasi yang diberikan akurat dengan pemahaman yang utuh, masalah diuraikan dan dijawab dengan urut, singkat, langsung ke masalah yang diminta. Dalam diskusi mampu mengemukakan pendapat secara spontan tanpa ditunjuk, argument tepat, kalimat yang dikemukakan tidak bertele – tele dan tuntas. Penguasaan materi sangat baik.
3
Mengerjakan tugas dengan baik, informasi yang diberikan akurat dengan pemahaman yang utuh, masalah diuraikan dan dijawab dengan urut, singkat, langsung ke masalah yang diminta. Dalam diskusi kurang mampu mengemukakan pendapat secara spontan, argument kurang tepat, kalimat yang dikemukakan agak bertele – tele dan tidak tuntas. Penguasaan materi kurang.
2
Mengerjakan tugas kurang baik, informasi yang diberikan kurang akurat dengan pemahaman yang lemah, masalah dijawab tetapi tidak langsung ke masalah.  Kalimat dikemukakan agak bertele – tele dan tidak jelas.
1
Mengerjakan tugas kurang baik, informasi yang diberikan kurang akurat dengan pemahaman yang lemah, masalah tidak dijawab dan kalimat dikemukakan agak bertele – tele dan tidak jelas.

By : Hesty Syaa...Laa...Laa...